Dawai Hati

Dawai Hati
Rindu kamboja pada setangkai bias jingga senja dakam alunan denting dawai hati

Senin, 26 Mei 2014

SENJA, MALAM DAN EMBUN



A, manakala senja menitipkan senyuman. aku menangisinya, A

pucuk-pucuk kerinduanku telah tua di ranting masa, dan itu menjelang malam.

kamu tau, A? malam kita sudah tidak hitam. dia benderang dan menyilaukan. aku lihat putih, biru, merah yang kuning mengikatnya.

A, dimana aku temukan kembali. cawan-cawan tempat kau dan aku menuang manja. lalu kita mencicipnya bersama-sama. aku rindu senja kita meski malam berubah warna..

masihkah kau ingat, A?
sebulir embun yang menggantung mesra di tangkai malam. beningnya pernah kau kecup sayang sebelum lesap menguap bersama kabut pualam

sekarang embun kesunyian, sedang mentari masih jauh dari bayangan.
A, tidakkah kau merindu sejuknya embun yang titik-titiknya pasrah di jendela kamar juga daun pintu kamarmu?

A, biarkan senja mengabarkan hitamnya malam yang telah siang. biar embun tetap menjadi raja dan ratu pada batang dan ranting-ranting harapan. kita tetap sama, kan?
menikmat secangkir hangatnya kopi cinta kita.
dalam citra hati yang tiada terpungkiri.

aku rindu kamu, A

DDH, 21052014
*A bukan sebuah inisial siapapun hanya sebuah nama imajinasi

Tidak ada komentar: