: untuk saudaraku
kita ini satu, dik
satu tempat milik dia
jangan kau mencabiknya
darahnya sudah tidak segar
adanya hanya isyarat
jika dia masih hidup
jangan kau hisap, dik
tak akan hilangkan dahagamu
tubuhnya sudah kering
dan seharusnya dia ada disana
di atas kursi goyang itu
jangan teriak, adik
dia sudah renta. meski
masa
telah menyumbat telinganya
tapi
hatinya sangat peka
dia menangis, dik
usaplah!
airmata
dan darah yang menetes
sebelum dia pulang
di jemput kekasihnya
DDH, 20052014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar