Dawai Hati

Dawai Hati
Rindu kamboja pada setangkai bias jingga senja dakam alunan denting dawai hati

Selasa, 20 Mei 2014

KEHILANGAN



tadi, setengah malam aku di beranda yang juga setengah
aku tanggalkan masa teringati
berjalan memasuki lorong hitam, bukan masa depan!

ada anak kecil hanya memakai pakaian dalam
dia menari dibawah hujan yang deras. kakinya tanpa alas
dia tertawa, berputar-putar
menyanyikan sebuah lagu
tentang gerimis yang tak hujan

lalu dia menangis, berteriak-teriak perih
menghentakkan sebelah kakinya, dan terjatuh
kemudian terbawa hujan pelan-pelan

aku berlari dan
'ku punguti satu-satu tubuhnya yang luruh
tapi kemudian lesap dan menghilang
-dia menderita-

aku kehujanan!
dan menangisi dia yang menghilang
-kasihan-

aku kembali berjalan, dan bertemu
gadis pelukis alam
goresannya biru penuh cinta
-dia bahagia-

aku duduk disampingnya
mengawasi lukisan indahnya
hingga dia berdiri, seketika berlari. dan
membawa teriakan, memilukan!

aku ikuti dia yang kemudian menghilang
di telan biru paling tua sepanjang masa

aku terus berjalan
dan berhenti, bersandar pada pohon setengah tua
dia sedang menangis, tersedu
katanya dia sendiri
suaminya mati ditebang orang, dan anaknya
pergi berpindah tempat
-dia sekarat-

aku terisak, mengingatnya ...
lama aku bersandar
hingga mimpi membelaiku manja
saat aku terjaga, aku sendirian
di tengah padang jelata yang meronta tanpa raga
aku tutup kedua telinga, dan berlari
memasuki lorong gelap tanpa menoleh kembali

sebuah bisikan mendengung di telinga
"mereka itu kamu!"
dan aku terus berlari, tanpa peduli

tersentak!
sentuhan lembut, mendarat di kepala
aku lihat, ibu tersenyum padaku dan aku peluk dia erat-erat.

DDH, 19052014

Tidak ada komentar: