telah aku siram semangkuk amarah
di kepalamu yang sabar
kau masih tersenyum, membelai
manjakan aku
setajam aksara aku hujamkan
di dadamu setengah luka
kamu masih diam, memelukku mesra
maafkan,
aku hitam
harusnya ak sadar
aromamu milik semua orang
meski cecap rasa habis aku nikmat
hanya tertinggal
lukisan kecupan di bibir cangkir
yang kau tinggalkan usai aku usir
masih tersisa hangat yang dingin
menanti kau hampiri kembali
mereguknya ... hingga ampas mendarat
di sela dagu dan kumis tipismu
maafkan aku, hitam
akankah kau mengingati
dan kembali ke meja perjamuan
ritual kopi milik kita
DDH, 20052014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar