Selasa, 20 Mei 2014
MERAHKU PAGI INI
sejurus teriakanku meluncur
menembus cakrawala, merobek langit-langit hati
mencecarnya gencar, tajam, dalam-dalam
jatuhlah hujan!
serupa darah merintik kental
pelan menimpa serenta rasa
yang sepagi tadi tercabik, koyak
bersatulah merah!
darahku, darah langit
menggenang melewati jakun mimpi
-musnah, hampa, seketika-
tidak untuk kembali
menatap tetesan menjejaki titian
sekian jarak dari kau berdiri
hingga ujung perjalananku nanti
-usah kau panggil aku lagi-
DDH, 18052014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar