Jumat, 09 Mei 2014
BULAN PALING PURNAMA
andai saja angin tidak sembunyi, mungkin tangis awan tak pecah di cawan hari. tadi!
andai saja nanar netramu singgahi cakrawalaku, maka purnamalah aku di bulanmu yang prematur
hingga saga memeramnya menjadi nila
hingga senja meminang selendang siluet jingga
aku masih bulan yang memangku airmata
menjatuhkan gelap paling risau pada kelahiran malam yang gulita
dan masa ini berlorong hitam
berdinding tanya, masih tentang rembulan
masihkah lahir purnama
atau gerhana yang saga tepat dimatamu
aku sendiri memanahnya hingga tepat di jantungnya yang bulat pasi setengah merah.
DDH, 09 mei 2014