dari awalnya kita sejoli
adamu iringi adaku selalu
dalam mihrab-mihrab tanpa kalam
aku dan kamu selalu membayang
aku jatuh dalam sunyimu, sunyi
mendiang kerinduan pada tungku pengharapan
berharap sua dalam satu perjamuan
meneguk anggur secawan kegelisahan
: bersama
kamu menjerat kaki juga tangan-tangan rindu
membelenggu leher hingga sesak 'ku bernafas
terengah dalam sabda-sabda
meregang kalam bertaut titik noda
kita awalnya sejoli
hingga kita kita masih sama
tapi esok sudahlah berbeda
kamu yang sunyi menguasai
lalu hilanglah aku
dalam ke'ada'anku bersamamu, sunyi
DDH, 31032014
adamu iringi adaku selalu
dalam mihrab-mihrab tanpa kalam
aku dan kamu selalu membayang
aku jatuh dalam sunyimu, sunyi
mendiang kerinduan pada tungku pengharapan
berharap sua dalam satu perjamuan
meneguk anggur secawan kegelisahan
: bersama
kamu menjerat kaki juga tangan-tangan rindu
membelenggu leher hingga sesak 'ku bernafas
terengah dalam sabda-sabda
meregang kalam bertaut titik noda
kita awalnya sejoli
hingga kita kita masih sama
tapi esok sudahlah berbeda
kamu yang sunyi menguasai
lalu hilanglah aku
dalam ke'ada'anku bersamamu, sunyi
DDH, 31032014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar