mungkin senjaku belumlah tiba
saat kereta tak bertenaga menjemput
menggiring jiwa ragaku
memasuki ruangan tersempit seisi jagad
mungkin kambojaku masih segar
saat bayu menggugurkannya di pelataran
tanpa pesan tersampaikan
ketika bungkam itu seketika menyergap
pergi dan berlalu
bersama kereta sederhanaku
sebekal diri yang terbawa
tak gantungkan suatupun tentang dunia
iringilah kepergianku
dengan senyum berbalut doa suci ketulusan
usah melipat wajah mengecil hati
pergiku untuk kembali
ke pangkuan Yang Maha Abadi
DDH, 24022014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar