Kamis, 20 Februari 2014
ADALAH
gugusan awan seputih kapas itu adalah
dia tempatku memadu rindu di sebait pawana menari
berdenting nada dawai teriring senyum surya di sebalik cakrawala biru
adalah dia yang terbang diantara ranting sinaran mendadak hitam; legam
kemudian gelap menggantung
memburam istana awan
dan adalah tangis menyeringai di sela lipatan awan putih pekat
membasah seraut wajah angkasa yang juga adalah
dan ketika benderang menyeruak mayapada, kembali
adalah mengayun di atas awan yang hampir saja hilang,
tersapu angin keharusan
tak hendak menyisakan
demikian adalah bertahta, di sisa ranting kapas putih menipis
bertahan bersamanyalah
adalah aku di serumpun rindangnya adalah ....
DDH, 20022014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar