dekaplah aku, wahai ...
tubuh yang lelah, kalah
hampir menyerah
kering sudah telaga, di
kelopak mataku yang saga
bergelayut resah di kantong netra
yang lebam
perih ...
mungkin perih
ketika anak-anak angin mengetuk
pagar-pagar lentik yang berkedip
dekaplah !
sekali ini saja
biar dingin tak lagi merampas
selimut sang waktu yang
pernah menjadi mahar
di gigilnya sepi tanpa kekasih
biarkan saja rembulan cemburu
lalu sembunyi di balik malam bisu
tetaplah dekap aku
hingga gelap melahirkan terang
hingga embun purnakan ritual paginya
aku tak mau kau pergi
meski sedetik jarum mengedip
dekaplah aku, wahai ...
DDH, 28062014
.tubuh yang lelah, kalah
hampir menyerah
kering sudah telaga, di
kelopak mataku yang saga
bergelayut resah di kantong netra
yang lebam
perih ...
mungkin perih
ketika anak-anak angin mengetuk
pagar-pagar lentik yang berkedip
dekaplah !
sekali ini saja
biar dingin tak lagi merampas
selimut sang waktu yang
pernah menjadi mahar
di gigilnya sepi tanpa kekasih
biarkan saja rembulan cemburu
lalu sembunyi di balik malam bisu
tetaplah dekap aku
hingga gelap melahirkan terang
hingga embun purnakan ritual paginya
aku tak mau kau pergi
meski sedetik jarum mengedip
dekaplah aku, wahai ...
DDH, 28062014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar