pagi ini kau berpuisi
tentang moksa tanpa derita
tentang jerih tanpa pamrih
tentang ranting kering menjemput ajalnya
di hamparan butala gulita
pelan ragamu menyusut
bening menyusuri titian takdir
terhenti di ujung paling dangkal
kemudian jatuh menjadi titik
titik yang lesap
hilang terinjak masa
separuh cahaya arawinda
DDH, 23062014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar