demikian waktu mengabarkan tentang kerinduan yang bertahta
di reranting juga pucuk-pucuk cemara pagi ini
melalui sebuah lagu
melalui sebuah syair
hati bercengkerama mesra
pada secangkir hangat kopi hitam pekat
sesekali burung gereja menggoda
celoteh bimbang, kadang candaan
mengukir senyum yang kadang terpaksa
karena kaku dan kelunya tuk berkata
adakah sepiring harapan tersisa
atau secawan doa mengangkasa
untuk atma-atma penuh cinta
dalam dekap rindu yang semakin erat
sesak !
terkadang penat
mengubur hidupkan semua rasa
di pusara-pusara tanpa nisan
waktu masih melagu
sejumlah tembang masih 'ku dengar
meski sayup, samar kemudian tak terdengar
hilang bersama peluk erat lelah berpeluh resah
DDH, 18062014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar