adalah senja terlupa, di bangku mana aku tinggalkan
jingganya menangis mencari warna
yang samar hampir saja pudar. masihkah ingatan
akan kembalikan rona-rona yang hilang?
sedang masih saja aku peluk malam, erat!
selimutinya dengan kasih kehangatan
dalam hitamnya
cinta berbunga bermekaran
dan di bangku itu, di tepian hati yang sepi. aku temukan
senja menangisi bayangan masa
menghitung airmatanya yang jatuh
satusatu genangi waktu
aku dekati senja, nampak bimbang
sedang malam merengkuhku mesra
menarikku dalam hitamnya yang abadi
melukiskan pelangi di kelam hari
senja masih menangis. satu dua butirnya
dikantongi. untuk menebus selengkung
senyuman yang lama tergadaikan
malam semakin erat, memelukku hangat
manjakan damai dari kedalaman
nyaman keindahan di palung rasa
aku terharu, lalu menangis
aku kumpulkan satusatu
butir yang sama kepunyaan senja
tentu dengan warna yang berbeda
senja enggan beranjak, malampun enggan melepaskan
dan aku diamdiam
mengumpulkan butiran airmata
entah suka entah duka
hingga belanga penuhi sesak
DDH, 15052014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar