Selasa, 20 Mei 2014
ABJAD ITU "A"
"A, maafkan aku! Terlalu sering membuat luka dihatimu. Terlalu sering lembar dusta aku berikan. Meski kau selalu tersenyum dan bersabar."
"A, aku memang pendusta yang jujur tentang cinta. Aku polos dalam sayang, meski hidup selalu aku permainkan."
"Bila masa itu tiba, masa kita bertemu mata. Dan bukan lagi tentang kata juga aksara. Tentang kita, A. Apakah kau akan mengenaliku? Sedang wajahku tak secantik pelangi dalam puisi indahmu, ragaku bukan senja yang memukau netra, dan suaraku tak semerdu denting dawai hati dalam benakmu."
"A, aku ingin dengar sekarang. Sebelum netra ini jujur menerima, sebait sajak samudera katamu yang bertaburan membentuk pesona paling nyata indah."
"A, jujurlah padaku. Meski dusta selalu menjadi siluet dalam syair kehidupanku."
DDH, 10052014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar