pelangiku hilang
bumantara lengang, tak berwarna
sajakku tidur diatas persada rasa
menjelmalah kau!
dulu...
pada tawamu aksara itu tercipta
pada kisahmu syairku bermunculan
tak lelah pena mengkisah
tak habis kata terangkai
kini...
langit menyeduh pilu
tangisnya menggyur tiap waktu
deras ... yah amat deras
tapi tak mampu hapus jejak kenangan
antara kita dulu
dan waktu?
masihkah memihakku, memihak kita?
atau kau yang kan berlari
menjauh dan kian jauh
tinggalkan semua titian kerinduan
tinggalkanku dalam kehampaan
ku namai kau puisi
karenamu aksara hidupku terangkai
menjadi syair sajak syahdu
melingkar dalam keindahan romansa
yang kini hilang entah ...
dan tanpamu
puisiku tak memuisi
aksaraku tercecer berantah
syairku tak bernyawa
yang tersisa hanya kehampaan jiwa
DDH, 10032014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar