gelegaknya nyata kian membuncah
menepikan segala prasangka menoda
aku terpasrah dalam rasanya
yang kian hempaskanku di pelukan rindu
rinduku berdawai syahdu
mengalun disela jemari bayu
lewati selat pemisah jarak
lalu mendamparkan dirinya di serambi hatimu
bukalah....
aku mengetuk daun pintu yang bertuliskan namamu
dan tak perlu ucap puluhan kata
karena yang kurindu hanya senyummu
senyum yang pernah luluhkan kerasnya hatiku
DDH, 09022014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar