lapaz asmamu melirih di tengah kegamangan akal
menuang secawan anggur khas dalam piala pecinta
tak menakar pula mengukur
kedalaman palung berjelaga mendasar
bergumul dosa kata ulama bersurban
harap terperban segala celah kemungkinan
meski nyatanya sepijak gelincir tubir jahanam
tak ku relakan kau berlalu
bercinta canda senda
dengan mawarmu, mungkin maduku
meski ku tau ku tak memahkotaimu
DDH, 26114
Tidak ada komentar:
Posting Komentar