PAGI YANG LUKA
By. Dawai Hati
semburat perak keemasan bertahta menyinggah pagi
gores lembut dedahan pinus berkabung
selepas di tinggal embun meregang nyawa
tertampar senyum surya yang masih muda
meninggal ranah tempatnya bernaung
masih pucat ruang pagi
topang kekata pulas melingkar di atas matras
pagi terluka tanpa sapa belahan jiwa
yang semalaman di peluk madunya
rebah mesra didada pujangga
pun ketika sinarnya merekah paksa
sebaris mendung mencibir sinis sadis di pekarangan
mungkin dia benci dengan polutan
yang membuat bumi lupa nasib kekasihnya
pagi memang berduka, tak henti luhnya menderas
membasah paras keletihan
menanggung sengketa tiada sudah
antara dia dan sang pujaan
Salam Pagi
DDH, 27012014
Tangerang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar