HARAP KABUL
aku mencintaimu dalam heningnya malam
merindukanmu dalam pekatnya kabut pagi
melafazkan namamu di teriknya mentari
dan takhluk aku di kesyahduan senja merona jingga
pada tiap butiran tasbih cinta bermatra
ku ulang dan terus saja terulang
tak jemu??
sampai titik pengharapan terejawantah
tak letih??
pun tak ada rintih
terus dan masih terus
menarik ekor-ekor doa yang menggantung
untuk ku lepas bak panah perpisahan
menembus singgasanamu seabadinya
lalu kembali besama hujan perkabulan
ku tadahi teriring senyum puas kehambaan
DDH, 04012014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar